Selasa, 07 Februari 2012

Laporan pratikum Pasang surut

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang laut. Seperti telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuk komponen pasang laut baru.
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut yang khas. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari .
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan .
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannnya praktikum Pengantar Oseanografi mengenai pasang surut air laut adalah:
  1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pasang surut dengan papan skala (Tide Staff) dan menentukan tipe pasang surut berdasarkan grafik pasang surut.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pasang surut berdasarkan konstantanya.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung beberapa kondisi muka air.
1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakan praktikum pengantar oseanografi mengenai pasang surut air laut ini sebagai berikut :
  1. Mampu mempersiapkan alat pengukur pasang surut.
  2. Mampu melakukan pengukuran pasang surut, memplotkan data pasang surut dan mengklasifikasi tipe pasang surut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit (Anonim, 2010: 1).
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4. Pasang surut laut adalah gelombang yang dibangkitkan oleh adanya interaksi antara laut, matahari dan bulan. Pada dasarnya, pasang surut (tidal range) merupakan perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah .
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu dari muara sungai. Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan.
Gerakan dari benda angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan terjadinya beberapa macam gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut gaya pembangkit pasang surut. Masing masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut dan disebut komponen pasang surut, dan gaya tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan atau kombinasi keduanya. Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Untuk menjelaskan terjadinya pasang surut maka mula-mula dianggap bahwa bumi benar-benar bulat serta seluruh permukaannya ditutupi oleh lapisan air laut yang sama tebalnya sehingga didalam hal ini dapat diterapkan teori keseimbangan. Pada setiap titik dimuka bumi akan terjadi pasang surut yang merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang mempunyai amplitudo dan kecepatan sudut yang tertentu sesuai dengan gaya pembangkitnya. Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi oleh air laut melainkan sebagian merupakan daratan dan juga kedalaman laut berbeda beda. Sebagai konsekwensi dari teori keseimbangan maka pasang surut akan terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai kecepatan amplitudo dan kecepatan sudut tertentu, sama besarnya seperti yang diuraikan pada teori keseimbangan (Anonim, 2010: 1).

Perhitungan Pasang Surut

Adanya gaya tarik bumi dan benda langit (bulan dan matahari), gaya gravitasi bumi, perputaran bumi pada sumbunya dan perputaran bumi mengelilingi matahari menimbulkan pergeseran air laut, salah satu akibatnya adalah terjadinya pasang surut laut. Fenomena alam tersebut merupakan gerakan periodik, maka pasang surut yang ditimbulkan dapat dihitung dan diprediksikan. Dalam penelitian lebih lanjut diketahui bahwa untuk setiap tempat yang mengalami pasang surut mempunyai ciri tertentu yaitu besar pengaruh dari tiap-tiap komponen selalu tetap dan hal ini disebut tetapan pasang surut. Selama tidak terjadi perubahan pada keadaan geografinya, tetapan. tersebut tidak akan berubah. Apabila tetapan pasang surut untuk suatu tempat tertentu sudah diketahui maka besar pasang surut untuk setiap waktu dapat diramalkan .

Energi Pasang Surut Air Laut

Cadangan minyak bumi, gas alam dan batu bara akan habis dalam waktu dekat karena eksploitasi dilakukan tanpa perhitungan dan kontrol yang jelas. Lalu, energi alternatif apa yang bisa digunakan? Sejumlah pihak muncul dengan ide tenaga pasang surut air laut. Memang bukan teknologi baru, bahkan tergolong teknik paling tua yang pernah dipikirkan manusia. Namun, jenis teknologi ini ramah lingkungan dan tidak mempunyai ekses negatif. Dan yang terpenting, alam memberikannya secara gratis. Indonesia dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah sebesar 1.929.317 km2, Indonesia seharusnya bisa menerapkan teknologi alternatif ini .
Penerapannya di Indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil. Tapi perlu ada master plan yang jelas untuk mewujudkannya. Karena ini dapat menjadi sumber energi alternatif potensial. Apalagi proses pembuatannya tidak merusak alam, melainkan ramah lingkungan. Tetapi sebelumnya, harus dilakukan sebuah riset yang berguna untuk mengukur kedalaman sepanjang garis pantai Indonesia. Sehingga dapat ditentukan di daerah mana saja yang layak. Bangsa Indonesia seharusnya menyadari bahwa alam menyediakan semua yang dibutuhkan. Hanya perlu kerja keras dan kebijakan yang memperhatikan sumber daya alam yang terbatas. Indonesia tidak perlu risau akan cadangan energy .
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Meskipun massa di bulan jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Pengetahuan pasang surut sangat penting di dalam perencanaan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut) sangat penting untuk merencanakan baengunan-bangunan pelabuhan. Sebagai contoh, elevasi puncak bangunan pemecah gelombang, dermaga, dsb. Ditentukan oleh elevasi muka air pasang, sementara kedalaman alur pelayaran/pelabuhan ditentukan oleh muka air surut. Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit, yang tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada muka air naik disebut pasang, pada saat sir turun disebut surut .
Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang mengangkut massa air dalam jumlah sangat besar. Arus pasang terjadi pada waktu periode pasang dan arus surut terjadi pada periode air surut. Titik balik (slack) adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol. Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari dapat terjadi satu kali pasang surut. Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan empat tipe, yaitu pasang surut harian tunggal (diurnal tide), harian ganda (semidiurnal tide) dan dua jenis campuran .
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari bisaterjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Tipe pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat di selat Malaka sampai laut Andaman.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat Karimata.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevelailing semidiurnal tide). Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan dan periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak kali
terdapat di perairan Indonesia Timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevelailing diurnal tide) (Anonim, 2010: 2).
Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis ini terdapat selat Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Mengingat elevasi di laut selalu berubah satiap saat, maka diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasar data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pelabuhan.
Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.
  2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
  3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
  4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
  5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan
sebagai referansi untuk elevasi di daratan.
  1. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
  2. Muka air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
  3. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran.
  4. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari .
Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan laut yang terjadi secara berulang dengan periode tertentu karena adanya gerakan dari benda-benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari. Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi, dimana gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Secara statistik, Bulan menyebabkan hampir 70% efek pasang surut. Sedangkan matahari memiliki pengaruh sebesar 30% .
Gaya-gaya pembangkit pasang surut disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibandingkan matahari dikarena kan posisi bulan lebih dekat ke bumi, walaupun massa bulan jauh lebih kecil dari pada matahari. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari . Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang dinyatakan dalam bentuk:
F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]
dengan ketentuan :
F ≤ 0.25
:
Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)
0,25<F≤1.5
:
Pasang surut tipe campuran condong harian ganda (mixed mainly semidiurnal tides)
1.50<F≤3.0
:
Pasang surut tipe campuran condong harian tunggal (mixed mainly diurnal tides)
F > 3.0
:
Pasang surut tipe tunggal (diurnal tides)
Dimana:
F
:
bilangan Formzal
AK1
:
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari
AO1
:
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
AM2
:
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
AS2
:
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang surut yang baru .
Teori Pasang Surut
1. Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727).  Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif.  Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966).  Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari. Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari .
2. Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif.  Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasut.  Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958), faktor-faktor tersebut adalah :
·         Kedalaman perairan dan luas perairan
·         Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
·         Gesekan dasar
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis Effect).  Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan benda membelok ke kiri.  Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub.  Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut .
·         Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter.  Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut.  Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.
·         Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis.  Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam komputer.  Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu : 
ü  Floating tide gauge (self registering): Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit).  Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
ü  Pressure tide gauge (self registering): Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit).  Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut .
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.  Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi.  Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut.  Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit .

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun pelaksanaan praktikum Pengantar Osenaografi dengan judul PASANG SURUT  ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 Desember 2010 pukul 13.00 – 15.30 WIB bertempat di Laboratorium Pengantar Oseanografi, Program studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2 Alat dan Bahan
1.      Pensil                                      
2.      Penggaris                                
3.      Kertas Milimeter block
4.      Kalkulator
5.      Spidol Warna
3.3 Cara Kerja
            Adapun cara kerja dari praktikum Pasang Surut ini adalah:

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Pasang surut laut merupakan emhasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut.
 Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu dari muara sungai.  Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan maupun dianalisis. Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari.
Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut yang khas. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Dalam penelitian lebih lanjut diketahui bahwa untuk setiap tempat yang mengalami pasang surut mempunyai ciri tertentu yaitu besar pengaruh dari tiap-tiap komponen selalu tetap dan hal ini disebut tetapan pasang surut. Selama tidak terjadi perubahan pada keadaan geografinya, tetapan. tersebut tidak akan berubah. Apabila tetapan pasang surut untuk suatu tempat tertentu sudah diketahui maka besar pasang surut untuk setiap waktu dapat diramalkan. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari .
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Dalam menentukan dan melakukan pasang surut, dilakukan secara visual dengan menggunakan papan skala (tide staff) dan alat ukur pasut (tide gauge).
Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang mengangkut massa air dalam jumlah sangat besar. Arus pasang terjadi pada waktu periode pasang dan arus surut terjadi pada periode air surut. Titik balik (slack) adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol. Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Adanya gaya tarik bumi dan benda langit (bulan dan matahari), gaya gravitasi bumi, perputaran bumi pada sumbunya dan perputaran bumi mengelilingi matahari menimbulkan pergeseran air laut, salah satu akibatnya adalah terjadinya pasang surut laut. Fenomena alam tersebut merupakan gerakan periodik, maka pasang surut yang ditimbulkan dapat dihitung dan diprediksikan.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini meliputi :
1.      Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
2.      Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai.
3.      Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya.
4.      Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
5.      Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, sahala dan Stewart M. Evans. 2006. Pengantar Oseanografi. Universitas  Indonesia: Jakarta.



Senin, 29 November 2010

Hari Yang Menyenangkan dan Menyakitkan

       Hari ni aku bercerita tentang diriku. Hari ni Senin tanggal 29 November. Hari ni hari dimana pembukaan Pertandingan Futsal Sabak Cup UNSRI, dan kami dari kelautan '10 menjadi tim pertama yang main dan tim pertama yang menang setelah melibas anak Kimia '09 dengan skor 5-1 dan aku menjadi penjaga gawang. Setelah kemenangan ditangan, aku mulai kuliah pratikum sore dan menjadi Asisten Pratikum Fisika Dasar. Tapi karena hal itu  semua kesenanganku sia-sia.
       Aku gagal jadi seorang asisten padahal aku sudah belajar tapi kenapa semua yang telah ku pelajari hilang. Hari ni terasa sepertinya aku membuat banyak kesalahan, tapi aku tidak mengetahuinya. Semoga hari ni keburukkan tidak terulang dan semua bisa berubah menjadi lebih baik.


                                                                                               

Kamis, 25 November 2010

laporan pratikum biologi umum invertebrata

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
    Invertebrata adalah hewan yang jenisnya tidak memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang yang berlainan dengan hewan vertebrata yang memiliki tulang belakang. Dalam  pemmbagiannya,  hewan   invertebrata    dibagi   menjadi beberapa    golongan  atau phylum Protozoa, Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes, Nemathelmintes, Annelida, Molusca, Arthropoda, dan Echinordemata (Anonim 2008: 1).
     Penggolongan hewan – hewan terutama didasarkan pada kesamaan-kesamaan struktur dan fisiologinya. Dalam hubungan ini, ada 4 kriteria yaitu pola simetri tubuh dan bentuk tubuh, perbedaan perkembangan embrio , dan aspek tertentu yang diianggap penting sebagai tannda pembeda. Kingdom  animallia  dibagi menjadi dua sub kingdom, yaitu (1) Parazoa, yaitu hewan yang belum  mempunyai  jaringan dan (2) Eumetazoa, yaitu hewan – hewan yang sudah  mempunyai jaringan (Anonim 2009: 1)
     Dalam menulusuri sejarah evolusi hewan, kita tergoda untuk  melihat dalam kisah ini satu tangan menimbang dan   mengarahkan   nasib akhirnya menghabiskan manusia dari cacing pertama. Menurut pandangan terseebut, paru-paru, anggota dan telur   bercangkang  berevolusi agar   hewan tidak   menghunni   daratan dan  tangan yang dapat memegang   terbentuk  agar   manusia   dapat   menggunakan   alat  (Kimball 1998: 108).
     Hewan adalah organisme yang tidak mempunyai klorofil, mampu bergerak atau setidak-tidaknya mengerakkan  tubuh dengan cara mengerutkan serabut-serabut dan multiseluler. Beberapa organisme tidak memenuhi kriteria, tetapi memperlihatkan persamaan dengan sifat tersebut , sehingga kita dapat mengenalnya sebagai hewan. Dunia hewan pada umumnya dibagi menjadi lebih 25 – 30 phylum yang berbeda. Hewan yang mempunyai sifat ditas, tetapi tidak mempunnyai tulang belakang yang secara umum disebutkan diatas tadi yaitu hewan invertebrate. Penggolongan hewan – hewan terutama diidasarkan pada kesamaan – kesamaan struktur dan fisiologinya (Masribut 1998: 43).
        Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannnya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiseluler/metazoa) sel-selnya mengalami deferensiasi dan spesialisasi membentuk   jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek (Pechenik 2000: 150).
        Filum hewan yang tingkat embrio  gennya mempunyai 2 (dua) lapis sel yakni lapisan endoderma dan lapisan  ekstoderma adalah jenis phylum Coelenterata atau disebut juga dengan hewan kantong, hewan dengan 2 lapis kulit atau lapisan tembaga it disebut hewan diploblastik. Filum hewan yang tingkat embrio gennya tiga lapis yaitu lapisan ekstoderma,, mesoderma, dan endoderma meliputi hewan – hewan yang termasuk kedalam filum Platyhelmintes atau cacing pipih. Hewan demikian dapat kita sebut dengan nama hewan triploblastik. Oleh  karena  cacing pipih ini tidak memiliki rongga tubuh, maka  disebut dengan  hewan  aselomata       (Kimball 1999: 105).
        Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahap – tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memilki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan system tubuhnya (Pechenik 2000: 152).

1.2. Tujuan Pratikum
     Untuk mengetahui beberapa contoh jenis hewan yang termasuk kedalam kelompok hewan invertebrata dan ciri-ciri bagian dari tubuh hewan invertebrata.
        

             
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Invertebrata atau avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamark untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali vertebrata (pisces, reptil, amfibi, aves, dan mammalia). Contoh hewan invertebrata adalah serangga, ubur – ubur, hydra, cumi – cumi dann cacing. Invertebrata mencakup 97 persen dari  seluruh anggota kingdom animalia (Kimball 2004: 169).
          Lamark membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub-fila mulai dari organism yang simple seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti molusca dan anthropoda. Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi menunjukkan bahwa bannyak hewan invertebrata yang berkerabat lebih dekat dengan  vertebrata dari pada dengan sesame invertebrata (Anonim 2008: 1).
          Menurut pengamatan , hewan invertebrata digolongkan menjadi beberapa filum, yaitu porifera, coelenterate, platyhelmintes, nemathelminthes, annelid, Anthropoda, molusca dan Echinodermata. Dimana porifera adalah hewan yang berlubang (berpori), hidup di air tawar, dirawa, dilaut, diair jernih dan tenang. Platyhelmintes merupakan hewan yang tubuhnya lunak, tidak bercangkang , tubuh simetri bilateral. Nemathelmintes yang tubuhnya  tersusun  3 lapisan  (triploblastik),  tidak  beruas, gilig, pada bagian depan    terdapat  mulut,  ukuran lebih kecil. Molusca adalah anngota cacing yang memiliki sedikit seta, sering  disebut dengan cacing berambut sedikit (Istamar 2004: 15).
          Platyhelmintes (cacing pipih) merupakan filum untuk jenis cacing yang tidak memiliki punggung dan perut serta tidak berbuku-buku. Tempat hidup cacing ini adalah dilaut, disungai dan danau atau parasit pada tubuh organisme lain. Nemathelmintes berasal dari kata nematos yang berarti benang dan nelminthes yang berarti cacing. Jadi arti sebenarnya dari Nemathelmintes adalah cacing benang kerena bentuknya yang bulat dan memanjang. Tubuh Nemathelmintes tidak beruas-ruas. Pada bagian depan terdapat mulut, alat pencernaanny adalah usus dan diakhiri dengan anus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat pencernaannya sempurna (Anonim 2009: 2).
          Molusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewamn triploblastik, bilateral simetri, umummnya memiliki mantel yang dapat mengahsilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat.  Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput dan bekicot. Namun ada pula molusca yang tidak memiliki cangkok seperti cumi-cumi sotong, gurita,. Molusca  memilki struktur berottot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasya. Molllusca merupakan filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis kedalam bentuk fosil. Mollusca hidup dilaut, air tawar, payau dan darat (Gembong 2004: 89).
          Arthropoda merupakan filum yang sangat besar dari seluruh spesies hewan, kira – kira ¾ berupa artnropoda. Tubuh bersegmen, alat gerak bersegmen, rangka luar berupa kutikula. Hidup didarat, air tawar, air laut, pohon-pohon, menempel, pada hewan piaraan. Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yaitu Crustacea, Arachnoidea, Myriapoda, dan Insecta atau Hexapoda. Pada jenis Insecta terbagi lagi menjadi dua yaitu Apterygota serangga yang tidak bersayap, tidak bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaanya, mulut meenggigit lalu yang kedua yaitu Pterygota serangga bersayap, gterdiri dari beberapa ordo (Anonim 2007: 1).
          Echinodermata  merupakan hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang jernih dan tidak bergelombang. Echinodermata terdiri atas 5 kelas yaitu Asteroidea memiliki bentuk seperti bintang,, organ-organ bercabang kelima lengan, warna hitam, biru kecoklatan. Yang kedua Ophiuroidea lengan panjang menyerupai ular, sering disebut dengan bintang air laut. Crinoidea mirip dengan tumbuihan, memiliki 5 lengan yang bercabang, melekat pada batu. Echinodea tubuh dipenuhi duri yang terbuat dari zat kapur, ada yang pendek dan ada yang panjang. Holothuroidea tubuh tidak berduri, kulit halus  dan lunak, bentuk tubuh seperti ketimun banyak dijumpai di pantai (Campbell 1999: 156).
          Coelenterata merupakan hewan yang memiliki  rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ectoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat/nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut. Tubuhhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata memiliki dua bentuk , yaitu polip dan medusa. Polip, hidup soliter (menyendiri) tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak bebas mellekat pada dasar perairan. Sedangkan Medusa dapat menghasilkan dua macam gamet  yaitu gamet jantan dan gamet betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas didalam air (Prawirahartono 2000: 149).
          Trematoda termasuk 3 kelas dari Platyhelminthes yang hidup parasit pada hhewan dan manusia. Memiliki alat penghisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada tubuh inang. Contoh Fasciola sering disebut dengan cacing hati, Fasciola hepatica hidup dihati domba, dan Fasciola gigantica  hidup dihati sapi. Chlonorchis yaitu cacing hati yang hidup pada manusia. Banyak terdapat didaerah Cina, Jepang, Vietnam. Cacing dewasa yang hidup disaluran empedu dan keluar bersama feses (Anonim 2009: 3).
          Gastropoda merupakan hewan jenis mollusca yang menggunakan perut, tubuh memiliki cangkang yang melintir, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi untuk indera pembau dan peraba. Hidup didarat, air tawar, air laut. Bersifat hermafrodit, perkawinan silanng. Pembuahan terjadi ditubuh betina. Contoh Achatina fulica atau bekicot, Lymnea atau siput sawah, Melania atau sumpil (Pechenik 2000: 156).
          Anthozoa merupakan jenis hewan Coelenterata yang sering dinamakan binatanng bunga atau anemon laut, tubuh berbentuk polip, hidup diair laut yang jernih. Dapat menghasilkan kerangka yang keras dari kapur. Kerangka inilah yang merupakan batu/ terumbu karang. Ada juga yang kerangka luarnya dari zat tanduk. Contoh Anemon, Euplexaura antipathies (akar bahar). Manfaat Coelenterata  diantaranya Ubur-ubur dapat dimakan, anemon laut, mawar laut dapat digunakan sebagai hiasan dalam aquarium. Dilaut hewan ini membentuk terumbu karang, sebagai tempat berlindungnya ikan dan tempat wisata (Pratiwi 2006: 145).
         



BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
          Pratikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 November 2010. Pukul 13.15 – 15.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan 
         Alat yang digunakan pada pratikum ini adalah baki belah dan jarum penusuk, sedangkan bahan yang digunakan adalah

3.3. Cara Kerja
                Alat dan bahan yang digunakan disiapkan terlebih dahulu, kemudian bahan atau hewan yang di siapkan diamati setiap bagian tubuhnya. Setelah diamati    


      BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1.Cacing tanah

                                                                                 
                 Kingdom                : Animalia
                 Divisio/filum         : Annelida
                  Kelas                     : Oligochaeta
                  Ordo                      : Haplotaxida
                  Famili                    : Megasculecidae
                  Genus                    : Pheretima
                  Spesies                  : Pheretima sp

2. Bekicot (Achatina fulica)
   


           Kingdom         : Animalia
           Divisio/filum  : Molusca
           Kelas               : Gastropoda
           Ordo                : Stylommatophora
           Famili              : Achantidae
           Genus              : Achantina
           Spesies            : Achantina fulica


3. Kecoa (Periplaneta americana)
 


           Kingdom         : Animalia
           Divisio/filum  : Anthropoda
           Kelas               : Insecta
           Ordo                : Blattodae
           Famili              : Blathidae
           Genus              : Periplaneta
           Spesies            : Periplaneta americana



4. Cacing Sutra (Tubifex sp)
   



                 Kingdom                : Animalia
                 Divisio/filum         : Annelida
                  Kelas                     : Oligochaeta
                  Ordo                      : Haplotaxida
                  Famili                    : Tubificadae
                  Genus                    : Tubifex
                  Spesies                  : Tubifex sp














5. Udang (Paneus monodon)
    



           Kingdom         : Animalia
           Divisio/filum  : Anthropoda
           Kelas               : Crustacea
           Ordo                : Decapoda
           Famili              : Pennidae
           Genus              : Panaeus
           Spesies            : Paneus monodon





4.2. Pembahasan
    Menurut (Anonim 2009: 1) bahwa cacing tanah yang berasal dari filum anellida merupakan jenis cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Cacing tanah umumnya hidup di dalam tanah yang lembab dan basah serta pada tanah-tanah yang mengandung humus. Merupkan hewan lunak dan basah. Cacing tanah bergerak dengan cara kontraksi otot-ototnya dan dibantu dengan lendir.Makanannya terutama sisa-sisa zat organik dari dalam tanah.
    Menurut (Setiawati 2004: 168) bahwa ciri-ciri umum cacing tanah yaitu memiliki segmen (ruas) tubuh, termasuk triploblastik selomata yaitu memiliki tiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis dan endodermis) serta memiliki rongga tubuh yang terisi oleh cairan, tubuh bersimetri bilateral, segmen tubuh bersifat metameri (memiliki bagian tubuh yang sama), bernafas melalui kulit(secara difusi), memiliki system saraf tangga tali, pencernaan makanan sudah sempurna (terdiri atas mulut, kerongkongan, usus dan anus).
    Menurut (Campbell 2000: 235) bahwa bekicot yang berasal dari filum molusca merupakan hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Antara tubuh dan cangkang terdapat suatu bungkus yang disebut mantel.
    Bekicot menggunakan perutnya untuk bergerak. Sebagian dari badannya digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan kaki. Pada bekicot sewaktu bergerak pada ujung depan kaki terdapat suatu kelenjar yang mengeluarkan lendir untuk memudahkan pergerakannya. Anus terletak disebelah sisi kanan kepala, sebagai tempat pengeluaran sisa makanan. Biasanya anus terbuka pada rongga tersebut. Sedang lubang genital terdapat di dekat kepala. Bekicot memiliki dua macam tentakel berupa sepasang tentakel panjang dengan mata untuk menerima rangsang gelap – terang dan sepasang tentakel pendek sebagai alat peraba dan alat pembau (Campbell 2000: 235).
    Menurut (Campbell 2000: 235) bahwa bagian tubuh yang peka terhadap rangsangan-rangsangan luar adalah  kaki dan tentakel yang panjang, yang peka terhadap sinar dengan intensitas tertentu. Kaki dan kepala dapat disimpan dalam cangkang bila keadaan tidak mengijinkan. bila keadaan aman tubuh dijulurkan keluar dan yang nampak pertama kali adalah kakinya. Kebanyakan hewan mencari makanan pada malam hari.
    Kecoa yang berasal dari filum arthopoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas , bersistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh arthopoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Tubuh kecoa berbentuk bulat telur gepeng, kepala tersembunyi dari atas. Seluruh permukaan tubuh terbungkus dan tertutupi oleh kutikula dari kitin yang menebal pada caput, beberapa bagian dari thorax, dan bagian anterior pembungkus tubuh yang mengadakan perluasan sehingga membentuk pasangan sayap. Kecoa memiliki bagian tubuh terdiri atas kepala (kaput). dada (toraks), dan perut atau abdomen (Gembong 2004: 167).
    Pada kepala terdapat beberapa embelan, yaitu sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mulut. Dada tertutup oleh kulit yang keras. Dada terdiri atas tiga bagian yang masing-masing disebut ptotothraks (dada depan), metathoraks (dada tengah), dan metathoraks (dada belakang). Perut terdiri atas beberapa segmen. Segmen pertama terdapat alat pendengaran (timfanium), setiap segmen         terdapat stigma, segmen terakhir   bermodifikasi    menjadi    alat   kawin,     dan                 di belakang abdomen terdapat serkus atau ovipositor   untuk    melekatkan telur (Gembong 2004: 167).
    Udang  juga merupakan hewan dari filum arthopoda tetapi memiliki kulit yang keras dari kitin dan berfungsi sebagai eksokeleton. Tubuh sebelah luar terdapat kutikula dimana kutikula disusun oleh pectin dan garam- garam mineral.
Tubuh udang galah terdiri atas tiga bagian yaitu sephalothorax,  abdomen (tubuh), dan uropoda (ekor). Kaki renang pada udang betina agak melebar dan membentuk ruang untuk mengerami telurnya (brood chamber). Segmen terakhir disebut telson, juga terdapat sepasang embelan pipih dan lebar disebut uropod yang berfungsi sebagai alat kemudi ketika berenang (Prawirahartono 2000: 155).

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Hewan invertebrata yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang/pinggang.
2.      Penggolongan hewan-hewan terutama didasarkan pada kesamaan – kesamaan struktur dan fisiologinya. Dalam hubungan ini, ada 4 kriteria yaitu pola simetri tubuh dan bentuk tubuh, perbedaan perkembangan embrio, dan aspek tertentu yang dianggap penting sebagai tanda pembeda.
3.      Filum hewan yang tingkat embrio gennya mempunyai 2 lapis sel yakni lapisan endoderma dan lapisan ekstoderma adalah jenis phylum Coelenterata.
4.      Gastropoda merupakan hewan jenis mollusca yang menggunakan perut, tubuh yang memiliki cangkang yang melintir, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi untuk indera pembau dan peraba.
5.      Semua hewan yang tiidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam invertebrata. Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel dimana seluruh  aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Hewan Invertebrata.  http://www.scribd.com/doc/27992321/8-    
          invertebrata#. Diakses tanggal 22 November 2010.
Campbell, Neil. A. 2000. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta. iii + 246 hlm
Kimbal, Jhon. W. 1999. Biologi Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta. iii + 234 hlm
Pechenik, J. 2000. Biology of The Invertebrates. Four Edition. Mc Graw Hill.
          Cambridge. University Press. iii + 356 hlm
Pennak RW. 1998. Freshwater Invertebrates of The United States. New York: A
          Willey Interscience Publications Jhon Willey and Sons. iii + 456 hlm